DAFTAR 10 NAMA ARSITEK DAN VIDIO KARYA LE CORBUSIER - VILLA SAVOYE
Monday, 6 May 2013
Posted by Unknown at 00:41 0 comments
BAKERRY
Sunday, 28 April 2013
BreadTalk di Indonesia dikelola Johnny Andrean (yg jg pemilik salon terkenal) thn 2003, yg ditunjuk menjadi master franchise roti BreadTalk. Sukses dengan Bread Talk, diikuti sukses yg lain di bisnis food & beverage. Tahun 2005 masuk ke bisnis donat & kopi dgn mengibarkan J-Co Donuts & Coffee.
Saat ini gerai BreadTalk di Indonesia sudah semakin banyak, terutama di kota2 besar &sudah menjadi semacam gaya hidup bagi masyarakat urban.
Posted by Unknown at 22:17 0 comments
Arsitektur Vernakular di Indonesia
Sejarah Arsitektur Vernakular
Di Indonesia, berbagai jenis rumah tradisional dianggap sebagai tradisi
vernakular Indonesia dan dipercaya memiliki kesamaan asal muasal dari
tradisi pembangunan kuno. Hal ini terutama dirujukkan pada tradisi
arsitektur Austronesia yang dipandang sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari ekspansi budaya Austronesia. Asal muasal dari tradisi
arsitektur ini dapat dirunut kembali hingga budaya manusia kuno yang
mendiami daerah pantai dan sungai-sungai Cina Selatan dan Vietnam Utara
kurang lebih 4000 tahun SM. Pada masa itu, kelompok-kelompok masyarakat
melakukan migrasi dan diperkirakan memiliki kesamaan tradisi arsitektur
yang dinamai dengan tradisi arsitektur Austronesia, dan sebagai
konsekuensinya, maka hampir di seluruh kepulauan Indonesia rumah
tradisional yang merupakan warisan arsitektur vernakular memiliki
kesamaan bentuk, baik dari bentuk bangunan serta dari bentuk morfologis
struktur dasarnya.
Bentuk struktur dan fitur morfologis rumah-rumah tradisional
Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu rumah tradisional yang dibangun
berdasarkan prinsip tipikal tradisi arsitektural Austronesia kuno yaitu:
struktur kotak yang didirikan di atas tiang fondasi kayu, dapat ditanam
kedalam tanah atau diletakkan di atas permukaan tanah dengan fondasi
batu, lantai panggung, atap miring dengan jurai yang diperpanjang dan
bagian depan atap yang condong mencuat keluar [3].
Sedangkan di bagian timur kepulauan Indonesia banyak tipe rumah
tradisional digolongkan sebagai bagian dari tradisi arsitektur
vernakular, dimana pada bentuk bangunannya biasanya memiliki: lantai
berbentuk lingkaran dan berstruktur atap kerucut tinggi seperti bentuk
sarang tawon atau struktur atap berbentuk kubah elips [4].
Rumah tradisional di seluruh kepulauan nusantara, baik yang berbentuk
kotak maupun yang berstruktur atap kubah, biasanya dibangun dengan kayu
dan material alami lainnya seperti bambu, daun palem, rumput, dan serat
yang semuanya diambil langsung dari lingkungan alaminya. Selain itu,
rumah dibangun oleh penghuninya sendiri atau masyarakat yang kadang
dibantu oleh pengrajin terlatih atau dibawah petunjuk pengawas bangunan
yang berpengalaman atau keduanya. Berbeda dengan konstruksi fisiknya,
rumah tradisional di seluruh kepulauan nusantara memiliki kesamaan ciri
dalam terminologi makna simbolik yang dikandung oleh rumah, dimana
ukuran dan bentuk rumah mengindikasikan tingkat sosial dan status dari
pemiliknya didalam masyarakat. Rumah juga sering dipandang sebagai
tempat bersemayam nenek moyang dan digunakan sebagai tempat ritual dan
upacara untuk menghormati mereka, dan juga digunakan saebgai tempat
penyimpanan benda-benda pusaka nenek moyang. Ciri penting umum lainnya
adalah penggunaan berbagai jenis oposisi polar dalam ruang, seperti
depan dan belakang, timur dan barat, kiri dan kanan, serta dalam dan
luar yang disesuaikan dengan pembedaan kelas diantara berbagai kelompok
sosial masyarakat kesukuan secara umum.
Beberapa Kategori Tradisi Vernakular Arsitektur di Indonesia
Masyarakat yang mendiami daerah pedalaman, terutama di pegunungan
mempunyai tradisi yang bila dilihat dari perspektif sejarah
kebudayaannya dianggap lebih tua dibandingkan dengan masyarakat yang
tinggal di dataran rendah atau area pantai. Bangunan tradisional yang
dibangun oleh masyarakat yang tinggal dipedalaman dianggap
memperlihatkan kemiripan yang lebih besar dengan tradisi arsitektural
dan ragam bangunan Austronesia dan dengan tradisi yang tergambar di
Candi Borobudur di Jawa Tengah daripada masyarakat yang tinggal di
daerah dataran rendah dan di pantai. Rumah tradisional yang dibangun
oleh masyarakat Toraja di Sulawesi selatan dan masyarakat Batak yang
tinggal di Sumatra Utara dipandang sebagai bentuk rumah tradisional yang
lekat dengan tradisi arsitektur vernakular dari nenek moyang mereka.
Masyarakat Aceh di Sumatra Utara, masyarakat Baduy dan Tengger di Pulau
Jawa, masyarakat Bali Aga (Bali Mula) di Bali, dan masyarakat Dayak di
Pulau Kalimantan, serta beberapa masyarakat dikepulauan Indonesia Timur
juga dianggap sebagai ‘masyarakat kuno’, akan tetapi, rumah tradisional
mereka jika dari sudut pandang kebudayaan, sebenarnya termasuk dalam
tradisi arsitektur asing yang muncul di kepulauan Indonesia yang
merupakan bagian dari ekspansi Hindu-Buddha, Islam, dan Eropa.
Oleh karena itu, ada beberapa kategori tradisi vernakular arsitektur dan langggam bangunan Indonesia, yaitu:
- Bangunan tradisional yang dibangun berdasar tradisi kuno Austronesia
• Rumah Batak
Rumah tradisional masyarakat Batak yang mendiami pedalaman pegunungan di sekitar Danau Toba dan di Pulau Samosir di Provinsi Sumatra Utara merupakan bentuk umum dan fitur tradisi arsitektur kuno di Indonesia. Masyarakat Batak terbagi atas enam keluarga besar, yang membangun rumah tradisional dan pengaturan rumah mereka dengan cara yang berbeda-beda tergantung pada pertanian yang mereka garap. Disamping itu, tradisi arsitektur vernakular Batak juga terdapat pada bangunan komunal (bale), lumbung padi (soro), serta bangunan untuk menggiling beras dan rumah untuk orang menyimpan jenazah (joro).
- Bangunan tradisional yang dibangun berdasar percampuran
• Rumah Aceh
Rumah tradisional masyarakat Aceh merupakan sebuah contoh percampuran tradisi arsitektural dan langgam bangunan Austronesia dengan tradisi dan langgam bangunan masyarakat melayu. Bentuk luar rumah merupakan bentuk rumah Austronesia yaitu struktur tegak berupa tiang kayu, lantai yang ditinggikan sebagai ruang keluarga, dan bentuk atap pelana yang meruncing tinggi. Pembagian ruang dalam sama dengan rumah Melayu, yaitu lantai bagian yang berbeda berada diketinggian yang berbeda pula dan diatur secara berurutan. Ruang tidur yang terletak dibagian tengah rumah dengan lantai yang paling tinggi merupakan bagian yang paling penting, biasanya ditutupi dengan atap dan langit-langit dimana terdapat ruang yang digunakan untuk menyimpan benda-benda keramat, alat makan, dan pusaka. Didepan dan belakang terdapat beranda yang terletak diketinggian lantai yang lebih rendah, beranda depan digunakan untuk laki-laki dan menerima tamu, sedangkan beranda belakang digunakan untuk perempuan. Rumah tradisional Aceh biasanya disusun saling berhadapan sepanjang jalan yang membentang dari timur-barat. Hasilnya adalah rumah yang menghadap ke utara atau ke selatan.
- Bangunan tradisional yang dibangun berdasar transformasi
• Rumah Bali
Warisan aritektur tradisional masyarakat Bali merupakan contoh percampuran antara bentuk dan fitur lama dan baru. Hal ini sebagian besar disebabkan dari sekelompok masyarakat elite migrasi Hindu-Buddha dari Jawa Timur untuk menghindari dominasi raja-raja islam. Karena kehadiran mereka yang lama dan dominasi politis serta pengaruh budaya maka tradisi arsitektural masyarakat yang lebih tua didaerah dataran rendah ikut berubah. Namun tradisi vernakular dan langgam bangunan kuno tetap dipraktikkan oleh masyarakat Aga yang mendiami daerah pedalaman dan pegunungan Bali. Dengan demikian, ada dua tipe rumah tradisional Bali, tipe rumah kelompok pemukiman masyarakat Bali yaitu percampuran bentuk tradisi antara fitur lama dan baru, yang kedua yaitu tipe rumah tradisional Bali Aga yang masih berpegang pada tradisi vernakular dan langggam bangunan kuno.
- Tradisi arsitektur vernakular dan langgam bangunan Indonesia Timur.
• Rumah Sasak
Masyarakat Sasak mendiami pulau Lombok dibagian timur dan selatan. Lain halnya dengan tradisi kultural Hindu-Buddha masyarakat Bali yang mendiami bagian barat pulau, kultur masyarakat sasak adalah sinkretis antara keimanan Islam dan kepercayaan serta praktik animistis. Merefleksikan hal ini, maka arsitektur rumah tradisional dan bangunan lain jelas mewakili percampuran antara tradisional Bali dan gaya tipikal bangunan Indonesia Timur. Adapun contoh bangunan yang dapat diklasifikasikan sebagai arsitektur vernakular yaitu rumah tradisional Sasak dan gudang padi atau lumbung. Jika dipandang dari luar, struktur atap rumah tradisional Sasak kelihatan sama dengan rumah tradisioanal tipe joglo yang dibangun masyarakat Jawa. Gudang atau tempat penyimpanan padi sangat serupa dengan beberapa jenis rumah tradisional yang ditemukan dibagian lain daerah Nusa Tenggara yang mengarah ke timur.
Bagaimana Melestarikannya
Karya arsitektur peninggalan masa lalu yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Nusantara contohnya bangunan purbakala yaitu arsitektur candi/kuil sebagian besar sudah tidak difungsikan sebagaimana seharusnya, demikian halnya dengan bangunan peninggalan bangsa lain seperti Portugis, Belanda, apabila kondisi bangunan cukup baik, akan dimanfaatkan dengan fungsi baru. Sedangkan arsitektur etnik yang kebanyakan adalah rumah tinggal dan rumah adat sampai saat ini sebagian besar masyarakat setempat masih tetap membangun bangunan baru dengan gaya lama. Di beberapa tempat di Indonesia dalam empat puluh tahun terakhir ini, telah banyak usaha yang dilakukan untuk menghentikan kepunahan lebih lanjut rumah tradisional dan hilangnya tradisi arsitektur vernakular. Bangunan yang memiliki kepentingan sejarah dipelihara dan dilestarikan sebagai monumen. Sebagai tambahan, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) disana terdapat berbagai jenis model rumah tradisional. Di samping itu di beberapa daerah, bangunan pemerintah dirancang dengan menampilkan aspek yang paling mencolok atau paling umum di daerah tersebut, semuanya itu dilakukan untuk melestarikan tradisi dan warisan budaya serta kebanggaan akan identitas kedaerahan.
Kesimpulan
Di beberapa tempat di Kepulauan Indonesia, tradisi arsitektur vernakular tetap terus dipertahankan, sebagian besar tetap berlangsung kaku tanpa adanya modifikasi, sebagian lagi dibangun secara modern tetapi dengan menambahkan fitur dan tradisi arsitektur vernakular. Tradisi dan gaya arsitektur vernakular tetap penting bagi orang Indonesia karena berbagai alasan, kepentingan, maupun kegunaan. Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya agar kepunahannya dapat dihentikan, di samping itu pelestariannya untuk generasi yang akan datang tergantung kepada besarnya kesadaran akan pentingnya tradisi dan nilai-nilai dari warisan budaya yang tak ternilai.
sumber :dari berbagai sumber (google)
Posted by Unknown at 21:44 0 comments
Bamboo Living Homes (Konsep menyatu dengan alam)
Tuesday, 9 April 2013
Posted by Unknown at 02:53 0 comments
Konsep Desain yang menyatu dengan alam
Sunday, 7 April 2013
Desain Yang Menyatu dengan Alam
Ada dua massa yaitu bangunan utama yang berukuran besar dan terbuka serta bangunan servis yang ramping. Untuk menyesuaikan desain dengan kontur berupa lereng yang menurun curam ke arah belakang, hunian dirancang berbentuk bangunan empat lantai ke bawah dengan lantai dasar yang tidak menjejak ke tanah.
Hunian ini ditopang oleh konstruksi balok dan kolom-kolom beton yang diekpos menyerupai rumah panggung modern untuk menghindari perusakan lahan dengan cara cut and fill biasa dan agar air hujan tetap mengalir.
Posisi bangunan utama di desain mundur sekitar 10 m, lebih rendah dari jalan kompleks dan dapat diakses melalui ramp. Letak bangunan servis dibuat seolah-olah hanya “berpegangan” pada tepi lereng sehingga yang terlihat dari jalan hanya carport di lantai teratas. Luas bangunan 1500 m2 ini juga mengikuti Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yaitu 20% dari luas lahan. Lahan paling bawah diolah menjadi kolam renang dan dek sedangkan area di sekelilingnya ditanami pepohonan.
Wujud bangunan didominasi oleh bentuk kotak geometris yang simpel dengan dinding penyekat atau jendela kaca transparan dari lantai sampai plafon dan atap model datar. Arsitek merancang susunan ruang secara efisien, nyaman dan “mengalir” serta memberi pilihan atau “pengalaman” yang berbeda di tiap ruang juga memakai material yang mudah merawatnya.
Untuk interior, tim desainer W+ berupaya menciptakan suasana yang nyaman dan teduh serta mendukung tampilan bangunan yang modern.
sumber :dari berbagai sumber (google)
Posted by Unknown at 22:02 0 comments